Manchester — Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, kini berada dalam sorotan tajam. Kekalahan telak 3-0 dari rival sekota, Manchester City, pada Minggu (14/9/2025) menambah panjang daftar hasil buruk yang ia alami di Old Trafford. Meski mendapat kritik keras dari berbagai pihak, Amorim tetap bersikukuh dengan filosofi permainannya dan menolak untuk mengubah pendekatan taktiknya.
Baca Juga : Fakta Menarik Jelang Duel Madura United vs Bhayangkara FC
Sejak mengambil alih kendali tim, rekor Amorim di Liga Inggris terbilang memprihatinkan: hanya 8 kemenangan, 7 imbang, dan 16 kekalahan dari 31 pertandingan. Hasil ini membuat posisi Amorim semakin terancam, tetapi ia tetap yakin dengan sistem yang ia bawa.
Ancaman kepada Pemain, Bukan kepada Filosofi
Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Amorim secara eksplisit menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk mengganti pemain daripada mengubah sistem permainannya. “Kita akan membicarakannya setiap kali kita kalah. Saya tidak percaya pada sistem, atau apa pun. Saya percaya pada cara saya dan akan bermain dengan cara saya sampai saya ingin berubah,” tegasnya.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Amorim menyalahkan para pemain yang tidak mampu menerjemahkan filosofinya di lapangan.
Kritik Keras dari Legenda Klub
Sikap keras kepala Amorim menuai respons negatif dari para legenda klub. Gary Neville, mantan bek legendaris United, meyakini bahwa tekanan pada Amorim akan terus meningkat. Neville menilai, kekakuan Amorim dalam mempertahankan sistemnya adalah akar masalah dari penampilan buruk tim. “Saya pikir akan ada tekanan yang diberikan kepada manajer dan kekakuannya dalam mempertahankan sistem,” kata Neville.
Neville menambahkan, harus ada perubahan cepat dari pihak Amorim agar para pemain bisa memahami taktik yang diinginkannya, atau situasi akan semakin memburuk.
Hal senada juga disampaikan oleh Roy Keane. Gelandang legendaris yang terkenal vokal ini menyoroti hasil pertandingan yang terus memburuk. Menurut Keane, statistik gol yang dicetak dan kebobolan Manchester United di bawah Amorim sangat mengkhawatirkan. “Anda berbicara tentang sistemnya, tetapi manajer (Amorim) tetap teguh pada pendiriannya. Dia tidak bergeming. Hasil pertandingan… itu membuat saya khawatir. Itu bukan hasil yang bagus,” ucap Roy Keane.
Dengan rekor buruk yang terus berlanjut dan kritik yang datang dari dalam maupun luar, nasib Ruben Amorim di Manchester United tampaknya berada di ujung tanduk. Pertanyaan besar kini adalah, seberapa lama manajemen akan memberinya waktu untuk membuktikan filosofinya, atau apakah ia akan menjadi korban berikutnya dari tekanan di Old Trafford?